Rabu, 15 Januari 2014

Tips Guru Kreatif, Inovatif, dan Inspiratif



Menjadi guru itu merupakan profesi yang mulia, yang membutuhkan kesungguhan, keseriusan dan ketulusan pengabdian dari hati. Seorang guru mestilah sadar akan profesinya dan selalu berupaya untuk terus mengikuti irama perkembangan zaman dalam menjalankan tugasnya. Guru harus mengikuti trend kemajuan teknologi, selalu melakukan inovasi dan kreatifitas dalam aktifitas mengajarnya.
Mengajar di depan kelas yang menggunakan metode ajar yang kaku, rigid, dan menyeramkan sudah bukan zamannya lagi. Guru harus bisa menghadirkan suasana kelas yang hangat, nyaman, menarik dan menyenangkan. Selain itu guru juga harus pandai memanfaatkan kemajuan teknologi, sarana internet sehat sebagai bagian dari kreatifitas dan inovasinya dalam mengajar. Berbagai media hendaknya mampu dimanfaatkan untuk menunjang melekatnya sosok guru yahng kreatif dan menyenangkan.
Menjadi seorang guru yang cerdas dan kreatif tentu merupakan kondisi idealitas bagi seseorang yang hendak berkhidmat menjadi seorang pendidik. Kebijakan pemerintah dalam bentuk sertifikasi guru sebenarnya merupakan salah satu cara pemerintah untuk mengukur tingkat kualitas dan kapasitas seorang guru. Semua profesi memang dituntut memiliki kualifikasi yang sudah bersertifikasi.
Bagi seorang guru jangan pernah sekali-kali berada dalam bayangan pikiran zona nyaman dalam rutinitas mengajarnya. Jangan hanya cukup dengan rutinitas masuk mengajar pukul tujuh pagi lalu pulang pukul 13 siang. Jangan pernah hanya berfikir sekedar menuntaskan kewajiban semata tanpa dibarengi dengan ketulusan untuk terus mengasah kemampuan dan kreatifitas dalam mengajar, jangan asal sertifikasi tanpa dibarengi dengan komitmen mendidik yang didasari tujuan mulia melahirkan generasi-generasi masa depan yang tercerahkan.
Guru jangan terpaku oleh kesibukan sisi-sisi pemenuhan administrasi persiapan mengajar tanpa mempertimbangkan dan mempersiapkan aspek-aspek lain dalam menunjang kualitas pengajaran kita di dalam kelas. Keakrabannya dengan berbagai sumber keilmuan dan media informasi baik cetak maupun elektronik sangatlah diperlukan. Guru semestinya selalu up to date dengan perkembangan teknologi.
Media internet salah satu pintu gerbang yang bisa diakses oleh guru untuk membuka cakrawala berfikirnya lalu di transformasikan kepada murid-muridnya di dalam kelas. Keakraban guru dengan dunia maya, dengan internet, dengan dunia tulis menulis di blog dan jejaring sosial lainnya akan membawa guru pada keterbukaan cakrawala berfikir dan keberlimpahan informasi serta mampu mengeksplorasi semua potensi dan kemampuan dirinya.
Guru yang cerdas dan kreatif akan melahirkan pula out put murid-murid yang cerdas dan kreatif pula. Bukankah ada pepatah mengatakan “guru kencing berdiri, murid kencing berlari”?. Jika logikanya kita balik dengan sesuatu yang bermakna positif, maka “Guru yang mengajar dengan cerdas dan kreatif, murid akan mendapatkan quantum kecerdasan dan kreatif yang berlipat pula”.
Dalam artikel ini akan saya tuliskan, kondisi apa saja yang membuat guru bisa menjadi kreatif bahkan tanpa harus menggunakan metode pembelajaran yang terbaru.
1.      Guru menciptakan susasana kelas yang aman dan nyaman secara emosional dan intelektual
Terkadang siswa punya banyak pertanyaan dibenaknya, tetapi ada semacam perasaan malu dan takut, dikira bodoh jika melontarkan pertanyaan. Sebagai guru, kerja keras kita salah satunya adalam menciptakan kelas yang memberik keamanan secara emosional bagi siswa. Memang agar menjadi siswa yang percaya diri mereka perlu mengambil resiko, tetapi di lingkungan yang tidak mendukung kenyamanan secara emosional, siswa akan berpikir 1000 kali untuk mau bertanya dan berpendapat.
Tidak hanya sampai disitu saja, kelas yang membuat guru menjadi guru kreatif semestinya juga aman secara intelektual. Siswa bisa mandiri dan mengerti dimana letak alat tulis, dikarenakan semua hal dikelas sudah disiapkan dengan rapih dan terorganisir. Siswa tahu apa yang harus dikerjakan dikarenakan intruksi penugasan yang jelas oleh guru. Tidak hanya jelas tetapi juga menantang dengan demikian siswa bisa mengekpresikan kemampuannya dalam mengerjakan tugas yang guru berikan.
2.      Guru mengukur dengan hati, seberapa besar keterlibatan (engagement) siswa dalam tugas yang ia berikan
Seorang guru yang ahli mampu menciptakan suasana kelas yang aktif dalam pembelajaran di kelas yang diajarnya dalam presentasi keterlibatan yang penuh alias 100 persen. Artinya, misalkan seorang guru mengajar selama 40 menit, maka selama 40 menit itu pulalah, siswa belajar dengan aktif dan terlibat penuh dalam pembelajaran.
Tentu tidak dalam semalam semua guru bisa 100 persen menciptakan kelas yang aktif. Namun membutuhkan latihan dan  latihan. Tetapi jalan kesana akan lebih cepat apabila kita mau jujur bertanya pada diri sendiri “Seberapa besar siswa aktif atau terlibat penuh dalam pembelajaran yang saya lakukan?”.
3.      5 menit terakhir yang menentukan
Jadikan 5 menit terakhir pembelajaran anda untuk merangkum, berbagi atau berefleksi mengenai hal yang siswa sudah lakukan selama pembelajaran.
Bagilah menjadi dua pertanyaan besar, misalnya bagian mana yang paling berat dilakukan dan susah dimengerti. Pertanyaan selanjutnya, pengetahuan baru apa yang kamu dapatkan hari ini? Dengan demikian membuat siswa berdialog dengan dirinya sendiri mengenai proses belajar yang telah dilakukannya.
4.      Guru menciptakan budaya menjelaskan, bukan budaya asal menjawab dengan betul
Ciri-ciri sebuah pertanyaan yang baik adalah pertanyaannya hanya satu tetapi mempunyai jawaban yang banyak. Bandingkan dengan jenis pertanyaan yang hanya mempunyai satu jawaban. Hal yang terjadi siswa akan berlomba menjawab dengan benar dengan segala cara. Termasuk mencontek misalnya.
Sebagai guru budayakan pola perdebatan atau percakapan akademis di kelas kita. Saat mendengarkan rekan mereka berbicara dan berargumen, mereka akan belajar memilih dan membandingkan pendekatan atau cara yang orang lain lakukan untuk menjawab sebuah masalah yang guru berikan.
Sebagai guru saat memberikan soal berikanlah siswa beberapa peluang kemungkinandalam menjawab sebuah soal. Misalnya soal yang bapak berikan ini punya tiga alternative, bisa kah kamu menemukan ketiga-tiganya?
5.      Berpikir Inovatif
Jiwa yang kreatif terlahir dari sebuah pemikiran yang selalu ingin berinovasi sehingga selalu bervariasi dalam memberikan materi pelajaran kepada anak didiknya.
6.      Percaya Diri
Tentu saja sifat percaya diri dan selalu ingin berkembang ada pada diri guru yang kreatif. Tidak mudah memang menjadi seorang guru yang kreatif, karena apa pun karya yang dia ciptakan harus kembali kepada anak didiknya. Keberhasilan seorang guru yang kreatif terletak pada kepuasan siswa setelah menerima materi pelajaran yang diberikan. Kalau anak didik merasa tidak suka atau tidak puas, guru yang kreatif seharusnya peka dalam hal ini. Langkah selanjutnya, dia akan mencari metode mengajar yang lain. Metode pengajaran yang sesuai dengan selera dan kemampuan anak didiknya.
7.      Tidak Gaptek
Gaptek (gagp teknologi) bisa menjadi penghambat seorang guru untuk menjadi kreatif. Guru yang kreatif harus peka terhadap perkembangan jaman. Dia bisa mengkombinasikan sesuatu yang bersifat “kuno” atau “jadul” menjadi sesuatu yang menarik. Misalnya, memvariasikan permainan tradisional dengan permainan modern.
8.      Materi Pelajaran yang Diberikan Menjadi Mudah Dimengerti
Tidaklah mudah mentransfer ilmu dari seorang guru ke anak didiknya. Namun itulah tantangan yang biasanya dihadapi oleh seorang guru. Namun seorang guru yang kreatif akan selalu mencoba berbagai cara agar anak didik mudah memahami pelajaran yang diberikan.
9.      Terus Belajar dan Belajar
Tidak ada kata puas bagi seorang guru yang kreatif. Bukan tidak ada kata puas yang negative. Namun kata “tidak puas” bagi seorang guru yang kreatif adalah suatu semangat untuk terus mengembangkan diri demi kebaikan diri sendiri, anak didik, dan sekolah.
10.  Cerdas dalam Menemukan Talenta Anak Didiknya
Karena tingkat kepekaan kepada anak didiknya yang tinggi, maka seorang guru yang kreatif biasanya mengenal kemampuan setiap anak didiknya. Kemampuan anak didiknya adalah bisa berupa bakat atau talenta. Dengan kepekaan yang dia miliki, seorang guru yang kreatif akan berusaha memanfaatkan dan mengembangkan talenta yang dimiliki oleh anak didiknya, misalnya dengan memberikan kesempatan anak didiknya untuk tampil di acara-acara sekolah.
11.  Kooperatif
Guru yang kreatif menyadari akan kelemahannya juga sebagai manusia. Itulah kenapa seorang guru yang kreatif berusaha untuk bisa belajar dari orang lain. Dengan kata lain, guru yang kreatif harus bisa bekerjasama dengan sesama guru, anak didik, kepala sekolah, dan pihak-pihak yang berada dilingkungan sekolah. Hal ini juga berguna untuk menyatukan misi dan visi diri dengan misi dan visi sekolah dan mengurangi kesalahpahaman dan permasalahan yang mungkin terjadi.
12.  Pandai Memanfaatkan “Apa yang Ada”
Biasanya seorang guru yang kreatif pandai memanfaatkan apa yang ada di dalam sekolah. Kertas bekas pun bisa berubah menjadi sarana belajar yang menarik, karena disampaikan dengan cara yang menarik pula.
13.  Bisa Menerima Kritik
Sebuah kritik bukanlah sesuatu yang “menyakitkan” bagi seorang guru yang kreatif. Justru disitulah seorang guru yang kreatif bisa belajar dari kekurangan dan kesalahannya. Dia akan berpikir bagaimana caranya agar kekurangannya bisa diminimalkan atau bahkan menjadi sebuah kelebihan, dan tidak mengulang kesalahan yang sama. Hal ini tentunya.juga akan bermanfaat bagi perkembangan diri guru kreatif.
14.  Mengajar dengan Cara Menyenangkan
Seorang guru yang kreatif tidak ingin anak didiknya merasa bosan dan terekan pada saat dia memberikan sebuah materi pelajaran kepada anak didiknya. Maka dia akan selalu mencari cara agar anak didiknya merasa nyaman dengan cara mengajar yang dia berikan.


DAFTAR PUSTAKA
KakZepe,lagu2anak.blogspot.com

Selasa, 03 Desember 2013

YES or NO to HomeSchooling???

Di Indonesia homeschooling sudah ada sejak lama. Homeschooling merupakan salah satu lembaga pendidikan non formal yang keberadaannya telah mendapatkan legalitas secara hukum. Melalui metode pembelajarannya yang khas homeschooling mampu menjadi alternatif pendidikan bagi orang tua dan anak yang enggan mengikuti pendidikan pada jalur formal. Salah satu pengertian umum homeschooling adalah sebuah keluarga yang memilih untuk bertanggung jawab sendiri atas pendidikan anak-anak dan mendidik anaknya dengan berbasis rumah. Pada homeschooling, orang tua bertanggung jawab sepenuhnya atas proses pendidikan anak, sementara pada sekolah reguler tanggung jawab itu didelegasikan kepada guru dan sistem sekolah. Sesuai namanya, proses homeschooling memang berpusat di rumah. Tetapi, proses homeschooling umumnya tidak hanya mengambil lokasi di rumah. Para orang tua homeschooling dapat menggunakan sarana apa saja dan di mana saja untuk pendidikan homeschooling anaknya. Keberadaan homeschooling Indonesia telah diatur dalam UU 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 27 ayat (10) yang berbunyi: “Kegiatan pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri”

·        Penyebab Homeschooling
1.      Kekurangan Dana Sekolah
Ada beberapa anak yang Home Schooling karena orang tuanya kekurangan dana untuk sekolahnya, jadi dia belajar dengan ayah, ibu, kakak, tetangga, atau saudaranya yang lain.
2.      Menekuni Bakat
Ada juga yang Home Schooling karena dia ingin menekuni bakatnya seperti bermain musik, terus belajar musik dirumah tanpa ada bermacam-macam pelajaran yang lainnya, jadi belajarnya hanya terkonsentrasikan pada yang ditekuninya saja, tidak tercampur dengan pelajaran yang lain.
3.      Punya Masalah Dengan Sekolah
Ada juga yang Home Schooling gara-gara dia punya masalah disekolahnya, seperti, suka diejek, dibenci teman, kesal dengan guru, tidak puas, dan lainnya.

·        Efek Positive dari Homeschooling
1.      Kebebasan Belajar 
Anak-anak yang melakukan  homeschooling mempunyai pilihan untuk belajar. Mereka bebas menentukan apa yang ingin mereka pelajari dan kapan mereka ingin belajar. Mereka juga tidak selalu berkutat pada tugas sekolah yang terkadang memberatkan.
  2.      Terlepas dari Beban Fisik
Berdasarkan pengalaman para orang tua yang anak-anaknya menjalani homeschooling, mereka mengaku memiliki banyak waktu luang setelah anak mereka meninggalkan sistem sekolah umum. Ritme kehidupan mereka tidak lagi berputar pada jam sekolah anak, tugas sekolah ataupun pertemuan di sekolah yang wajib mereka hadiri.
3. Hubungan Keluarga Semakin Dekat
Homeschooling berperan penting dalam meningkatkan hubungan antar semua anggota keluarga. Ini sangat menguntungkan bagi orang tua yang memiliki anak berusia belia. Umumnya, di usia yang masih belia, mereka cenderung bersikap suka menentang dan berperilaku destruktif. Namun dampak ini berkurang setelah mereka mengikuti homeschooling.
4.      Istirahat Cukup
Tidur sangat penting bagi kesehatan emosional dan fisik anak, terutama anak berusia belasan tahun. Rutinitas bangun pagi pada sekolah umum, terkadang membuat mereka merasa letih terutama yang tidak terbiasa bangun pagi.  Namun dengan homeschooling, mereka bisa mengatur jadwal tidurnya dengan baik. 

·        Efek Negative dari Homeschooling
Bagi orang tua tunggal yang anaknya menjalani homeschooling, mungkin agak sulit untuk mengatur waktu. Karena kesibukan di kantor, seringkali Anda tak punya waktu untuk melibatkan dan berinteraksi dengan si kecil  saat belajar. Padahal salah satu keberhasilan metode ini adalah dukungan dari orangtua.
1.   Bersama Anak selama 24 Jam
Tidak perlu disangkal jika Anda memilih homeschooling untuk anak-anak berarti Anda harus siap menghabiskan waktu dengan mereka lebih banyak. Kalau Anda tidak menikmati kebersamaan dengan mereka, maka homeschooling bukanlah pilihan yang tepat. 
2.      Biaya Pendidikan yang Mahal
Bagi orangtua yang baru saja membina karier, finansial adalah salah satu masalah yang dihadapi. Dapat dipastikan biaya yang dikeluarkan untuk pendidikan homeschooling lebih besar dibanding dengan pendidikan formal disekolah umum.
3.      Tidak Ada Kompetisi atau Persaingan 
Anak tidak bisa membandingkan sampai dimana kemampuannya dibanding anak-anak lain seusia dia. Selain itu anak belum tentu merasa cocok jika diajar oleh orang tua sendiri, apalagi jika memang mereka tidak punya pengalaman mengajar sebelumnya.  
4.      Lingkup Interaksi dengan Teman Sebaya dari Berbagai Status Sosial Terbatas
Padahal hal inilah yang dapat memberikan pengalaman berharga untuk belajar hidup di masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Senin, 11 November 2013

Pengaruh Teknologi Modern Terhadap Dunia Pendidikan

     Teknologi mempunyai peran yang sangat penting dalam bidang pendidikan. Akan tetapi, kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang semula bertujuan untuk mempermudah pekerjaan manusia, tetapi kenyataannya teknologi telah menimbulkan keresahan dan ketakutan baru bagi kehidupan manusia. Ketakutan yang dirasakan oleh manusia akibat perkembangan teknologi ini disebabkan adanya kekhawatiran akan adanya penyalahgunaannya oleh orang-orang yang tidak bertanggung ajwab.
Hampir semua aspek dalam kehidupan di dunia ini yang dapat dipengaruhi oleh adanya perkembangan IPTEK, seperti yang kita lihat sekarang ini, semua orang dalam kehidupannya sehari-hari hampir tidak bisa lepas dari teknologi, setiap orang selalu berdampingan dengan HP (HandPhone), saat jam istirahat di rumah selalu ditemani dengan tayangan televisi, dan lain sebagainya. Kesemuanya itu hanya sebagian  kecil dari pengaruh perkembangan yang ditimbulkan oleh IPTEK.

Menurut Newhouse (2002), teknologi sebenarnya dikembangkan untuk memecahkan berbagai masalah atau kendala yang dihadapi oleh manusia dengan cara-cara yang produktif. Apabila tidak ada permasalahan, teknologi tidak dikembangkan dan tidak diadopsi. Dengan kata lain kehadiran teknologi tidak diperlukan jika tidak ada permasalahan yang ingin dipecahkan. Sebagai contoh permasalahan tentang jarak. Jarak yang jauh terhadap dua orang yang ingin berkomunikasi adalah sebuah kesulitan untuk melakukan hal itu. Dengan adanya teknologi komunikasi membuat keduanya menjadi mudah dan masalah jarak dapat di atasi. Bila kendala jarak tidak ada, sebenarnya teknologi komunikasi tidak diperlukan untuk keadaan tersebut.


         
      Beberapa dampak positif dan negatif dari perkembangan Teknologi terkait dengan dunia Pendidikan yaitu ;
a.  Dampak Positif
 1. Munculnya Media Massa, khususnya Media elektronik sebagai sumber ilmu dan pusat Pendidikan, seperti jaringan internet.
     Dampak dari hal ini yaitu guru bukanlah satu-satunya sumber ilmu pengetahuan, sehingga siswa dalam belajar tidak perlu terlalu terpaku terhadap informasi yang diajarkan oleh guru, tetapi juga bisa mengakses materi pelajaran langsung dari internet, oleh karena itu guru disini bukan hanya sebagai pengajar, tetapi juga sebagai pembimbing siswa untuk mengarahkan dan memantau jalannya pendidikan, agar siswa tidak salah arah dalam menggunakan Media Informasi dan Komunikasi dalam pembelajaran.
2. Sistem pembelajaran tidak harus melalui tatap muka
    Selama ini, proses pembelajaran yang kita kenal yaitu adanya pembelajaran yang disampaikan hanya dengan tatap muka langsung, namun dengan adanya kemajuan teknologi, proses pembelajaran tidak harus mempertemukan siswa dengan guru, tetapi bisa juga menggunakan jasa pos Internet dan lain-lain.
3. Adanya sistem pengolahan data hasil penilaian yang menggunakan pemamfaatan Teknologi.
    Dulu, ketika orang melakukan sebuah penelitian, maka untuk melakukan analisis terhadap data yang sudah diperoleh harus dianalisis dan dihitung secara manual. Namun setelah adanya perkembangan IPTEK, semua tugasnya yang dulunya dikerjakan dengan manual dan membutuhkan waktu yang cukup lama, menjadi sesuatu yang mudah untuk dikerjakan, yaitu dengan menggunakan media teknologi, seperti Komputer, yang dapat mengolah data dengan memanfaatkan berbagai program.
4. Pemenuhan Kebutuhan akan Fasilitas Pendidikan dapat Dipenuhi dengan Cepat
    Dalam bidang pendidikan tentu banyak hal dan bahan yang harus dipersiapkan, salah satu contoh, yaitu ;
    Penggandaan soal ujian, dengan adanya mesin foto copy untuk memenuhi kebutuhan akan jumlah soal yang banyak tentu membutuhkan  waktu yang lama untuk mengerjakannya kalau dilakukan secara manual. Tapi dengan perkembangan teknologi semuanya itu dapat dilakukan hanya dalam waktu yang singkat.
b. Dampak Negatif
    Disamping dampak positif yang ditimbulkan oleh perkembangan IPTEK, juga akan muncul dampak negatif yang akan ditimbulkan oleh perkembangan IPTEK dalam proses pendidikan, antara lain ;
1. Siswa menjadi malas belajar
    Dengan adanya peralatan yang seharusnya dapat memudahkan siswa dalam belajar, seperti laptop dengan jaringan internet, ini malah sering membuat siswa menjadi malas belajar, terkadang banyak diantara mereka yang menghabiskan waktunya untuk internetan yang hanya mendatangkan kesenangan semata, seperti  ; Facebook, Chating, Twitter dan lain-lain, yang semuanya itu tentu akan berpengaruh terhadap minat belajar siswa.
2. Kerahasiaan alat tes untuk pendidikan semakin terancam
    Selama ini sering kita melihat dan mendengar di siaran TV, tentang adanya kebocoran soal ujian, ini merupakan salah satu akibat dari penyalahgunaan teknologi, karena dengan adanya perkembangan teknologi yang semakin canggih, maka dengan mudah dapat mengakses informasi dari satu daerah ke daerah lain, inilah yang dilakukan oleh oknum untuk melakukan penyelewengan terkait dengan kebocoran soal ujian,  sehingga kejadian ini sering meresahkan pemerintah dan masyarakat.
3. Adanya penyalahgunaan system pengolah data yang menggunakan Teknologi
    Dengan adanya pengolahan data dengan system Teknologi, sering kali kita temukan adanya terjadi kecurangan dalam melakukan analisis data hasil penelitian yang dilakukan oleh siswa dan bahkan mahasiswa, ini mereka lakukan untuk mempermudah kepentingan pribadi, dengan mengabaikan hasil penelitian yang dilakukan.

Daftar Pustaka
Munir.2008.Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi.Bandung. Penerbit: Alfabeta.
http://www.wedaran.com/6551/dampak-positif-dampak-negatif-teknologi-pada-pendidikan/