Menjadi guru itu merupakan profesi
yang mulia, yang membutuhkan kesungguhan, keseriusan dan ketulusan pengabdian
dari hati. Seorang guru mestilah sadar akan profesinya dan selalu berupaya untuk terus
mengikuti irama perkembangan zaman dalam menjalankan tugasnya. Guru harus
mengikuti trend kemajuan teknologi, selalu melakukan inovasi dan kreatifitas
dalam aktifitas mengajarnya.
Mengajar di depan kelas yang
menggunakan metode ajar yang kaku, rigid, dan menyeramkan sudah bukan zamannya
lagi. Guru harus bisa menghadirkan suasana kelas yang hangat, nyaman, menarik
dan menyenangkan. Selain itu guru juga harus pandai memanfaatkan kemajuan
teknologi, sarana internet sehat sebagai bagian dari kreatifitas dan inovasinya
dalam mengajar. Berbagai media hendaknya mampu dimanfaatkan untuk menunjang
melekatnya sosok guru yahng kreatif dan menyenangkan.
Menjadi seorang guru yang cerdas dan
kreatif tentu merupakan kondisi idealitas bagi seseorang yang hendak berkhidmat
menjadi seorang pendidik. Kebijakan pemerintah dalam bentuk sertifikasi guru
sebenarnya merupakan salah satu cara pemerintah untuk mengukur tingkat kualitas
dan kapasitas seorang guru. Semua profesi memang dituntut memiliki kualifikasi
yang sudah bersertifikasi.
Bagi seorang guru jangan pernah
sekali-kali berada dalam bayangan pikiran zona nyaman dalam rutinitas
mengajarnya. Jangan hanya cukup dengan rutinitas masuk mengajar pukul tujuh
pagi lalu pulang pukul 13 siang. Jangan pernah hanya berfikir sekedar
menuntaskan kewajiban semata tanpa dibarengi dengan ketulusan untuk terus
mengasah kemampuan dan kreatifitas dalam mengajar, jangan asal sertifikasi
tanpa dibarengi dengan komitmen mendidik yang didasari tujuan mulia melahirkan
generasi-generasi masa depan yang tercerahkan.
Guru jangan terpaku oleh kesibukan sisi-sisi
pemenuhan administrasi persiapan mengajar tanpa mempertimbangkan dan
mempersiapkan aspek-aspek lain dalam menunjang kualitas pengajaran kita di
dalam kelas. Keakrabannya dengan berbagai sumber keilmuan dan media informasi
baik cetak maupun elektronik sangatlah diperlukan. Guru semestinya selalu up to date dengan perkembangan
teknologi.
Media internet salah satu pintu
gerbang yang bisa diakses oleh guru untuk membuka cakrawala berfikirnya lalu di
transformasikan kepada murid-muridnya di dalam kelas. Keakraban guru dengan
dunia maya, dengan internet, dengan dunia tulis menulis di blog dan jejaring
sosial lainnya akan membawa guru pada keterbukaan cakrawala berfikir dan
keberlimpahan informasi serta mampu mengeksplorasi semua potensi dan kemampuan
dirinya.
Guru yang cerdas dan kreatif akan
melahirkan pula out put murid-murid
yang cerdas dan kreatif pula. Bukankah ada pepatah mengatakan “guru kencing
berdiri, murid kencing berlari”?. Jika logikanya kita balik dengan sesuatu
yang bermakna positif, maka “Guru yang mengajar dengan cerdas dan kreatif,
murid akan mendapatkan quantum kecerdasan dan kreatif yang berlipat pula”.
Dalam artikel ini akan saya
tuliskan, kondisi apa saja yang membuat guru bisa menjadi kreatif bahkan tanpa
harus menggunakan metode pembelajaran yang terbaru.
1.
Guru
menciptakan susasana kelas yang aman dan nyaman secara emosional dan
intelektual
Terkadang
siswa punya banyak pertanyaan dibenaknya, tetapi ada semacam perasaan malu dan
takut, dikira bodoh jika melontarkan pertanyaan. Sebagai guru, kerja keras kita
salah satunya adalam menciptakan kelas yang memberik keamanan secara emosional
bagi siswa. Memang agar menjadi siswa yang percaya diri mereka perlu mengambil
resiko, tetapi di lingkungan yang tidak mendukung kenyamanan secara emosional,
siswa akan berpikir 1000 kali untuk mau bertanya dan berpendapat.
Tidak
hanya sampai disitu saja, kelas yang membuat guru menjadi guru kreatif
semestinya juga aman secara intelektual. Siswa bisa mandiri dan mengerti dimana
letak alat tulis, dikarenakan semua hal dikelas sudah disiapkan dengan rapih
dan terorganisir. Siswa tahu apa yang harus dikerjakan dikarenakan intruksi
penugasan yang jelas oleh guru. Tidak hanya jelas tetapi juga menantang dengan
demikian siswa bisa mengekpresikan kemampuannya dalam mengerjakan tugas yang
guru berikan.
2. Guru mengukur dengan hati, seberapa
besar keterlibatan (engagement) siswa dalam tugas yang ia berikan
Seorang
guru yang ahli mampu menciptakan suasana kelas yang aktif dalam pembelajaran di
kelas yang diajarnya dalam presentasi keterlibatan yang penuh alias 100 persen.
Artinya, misalkan seorang guru mengajar selama 40 menit, maka selama 40 menit
itu pulalah, siswa belajar dengan aktif dan terlibat penuh dalam pembelajaran.
Tentu
tidak dalam semalam semua guru bisa 100 persen menciptakan kelas yang aktif.
Namun membutuhkan latihan dan latihan. Tetapi jalan kesana akan lebih
cepat apabila kita mau jujur bertanya pada diri sendiri “Seberapa besar siswa
aktif atau terlibat penuh dalam pembelajaran yang saya lakukan?”.
3. 5 menit terakhir yang menentukan
Jadikan
5 menit terakhir pembelajaran anda untuk merangkum, berbagi atau berefleksi
mengenai hal yang siswa sudah lakukan selama pembelajaran.
Bagilah
menjadi dua pertanyaan besar, misalnya bagian mana yang paling berat dilakukan
dan susah dimengerti. Pertanyaan selanjutnya, pengetahuan baru apa yang kamu
dapatkan hari ini? Dengan demikian membuat siswa berdialog dengan dirinya
sendiri mengenai proses belajar yang telah dilakukannya.
4. Guru menciptakan budaya menjelaskan,
bukan budaya asal menjawab dengan betul
Ciri-ciri
sebuah pertanyaan yang baik adalah pertanyaannya hanya satu tetapi mempunyai
jawaban yang banyak. Bandingkan dengan jenis pertanyaan yang hanya mempunyai
satu jawaban. Hal yang terjadi siswa akan berlomba menjawab dengan benar dengan
segala cara. Termasuk mencontek misalnya.
Sebagai
guru budayakan pola perdebatan atau percakapan akademis di kelas kita. Saat
mendengarkan rekan mereka berbicara dan berargumen, mereka akan belajar memilih
dan membandingkan pendekatan atau cara yang orang lain lakukan untuk menjawab
sebuah masalah yang guru berikan.
Sebagai
guru saat memberikan soal berikanlah siswa beberapa peluang kemungkinandalam
menjawab sebuah soal. Misalnya soal yang bapak berikan ini punya tiga
alternative, bisa kah kamu menemukan ketiga-tiganya?
5.
Berpikir Inovatif
Jiwa yang kreatif terlahir dari sebuah pemikiran yang
selalu ingin berinovasi sehingga selalu bervariasi dalam memberikan materi
pelajaran kepada anak didiknya.
6.
Percaya Diri
Tentu saja sifat percaya diri dan selalu ingin berkembang
ada pada diri guru yang kreatif. Tidak mudah memang menjadi seorang guru yang
kreatif, karena apa pun karya yang dia ciptakan harus kembali kepada anak
didiknya. Keberhasilan seorang guru yang kreatif terletak pada kepuasan siswa
setelah menerima materi pelajaran yang diberikan. Kalau anak didik merasa tidak
suka atau tidak puas, guru yang kreatif seharusnya peka dalam hal ini. Langkah
selanjutnya, dia akan mencari metode mengajar yang lain. Metode pengajaran yang
sesuai dengan selera dan kemampuan anak didiknya.
7.
Tidak Gaptek
Gaptek (gagp teknologi) bisa menjadi penghambat seorang
guru untuk menjadi kreatif. Guru yang kreatif harus peka terhadap perkembangan
jaman. Dia bisa mengkombinasikan sesuatu yang bersifat “kuno” atau “jadul”
menjadi sesuatu yang menarik. Misalnya, memvariasikan permainan tradisional
dengan permainan modern.
8.
Materi Pelajaran yang Diberikan Menjadi Mudah Dimengerti
Tidaklah mudah mentransfer ilmu dari seorang guru ke anak
didiknya. Namun itulah tantangan yang biasanya dihadapi oleh seorang guru.
Namun seorang guru yang kreatif akan selalu mencoba berbagai cara agar anak
didik mudah memahami pelajaran yang diberikan.
9.
Terus Belajar dan Belajar
Tidak ada kata puas bagi seorang guru yang kreatif. Bukan
tidak ada kata puas yang negative. Namun kata “tidak puas” bagi seorang guru
yang kreatif adalah suatu semangat untuk terus mengembangkan diri demi kebaikan
diri sendiri, anak didik, dan sekolah.
10. Cerdas
dalam Menemukan Talenta Anak Didiknya
Karena tingkat kepekaan kepada anak didiknya yang tinggi,
maka seorang guru yang kreatif biasanya mengenal kemampuan setiap anak
didiknya. Kemampuan anak didiknya adalah bisa berupa bakat atau talenta. Dengan
kepekaan yang dia miliki, seorang guru yang kreatif akan berusaha memanfaatkan
dan mengembangkan talenta yang dimiliki oleh anak didiknya, misalnya dengan
memberikan kesempatan anak didiknya untuk tampil di acara-acara sekolah.
11. Kooperatif
Guru yang kreatif menyadari akan kelemahannya juga
sebagai manusia. Itulah kenapa seorang guru yang kreatif berusaha untuk bisa
belajar dari orang lain. Dengan kata lain, guru yang kreatif harus bisa
bekerjasama dengan sesama guru, anak didik, kepala sekolah, dan pihak-pihak
yang berada dilingkungan sekolah. Hal ini juga berguna untuk menyatukan misi
dan visi diri dengan misi dan visi sekolah dan mengurangi kesalahpahaman dan
permasalahan yang mungkin terjadi.
12. Pandai
Memanfaatkan “Apa yang Ada”
Biasanya seorang guru yang kreatif pandai memanfaatkan
apa yang ada di dalam sekolah. Kertas bekas pun bisa berubah menjadi sarana
belajar yang menarik, karena disampaikan dengan cara yang menarik pula.
13. Bisa
Menerima Kritik
Sebuah kritik bukanlah sesuatu yang “menyakitkan” bagi
seorang guru yang kreatif. Justru disitulah seorang guru yang kreatif bisa
belajar dari kekurangan dan kesalahannya. Dia akan berpikir bagaimana caranya
agar kekurangannya bisa diminimalkan atau bahkan menjadi sebuah kelebihan, dan
tidak mengulang kesalahan yang sama. Hal ini tentunya.juga akan bermanfaat bagi
perkembangan diri guru kreatif.
14. Mengajar
dengan Cara Menyenangkan
Seorang guru yang kreatif tidak ingin anak didiknya
merasa bosan dan terekan pada saat dia memberikan sebuah materi pelajaran
kepada anak didiknya. Maka dia akan selalu mencari cara agar anak didiknya
merasa nyaman dengan cara mengajar yang dia berikan.
DAFTAR PUSTAKA
KakZepe,lagu2anak.blogspot.com